Kamis, 13 Januari 2011

berpikir hebat seperti milyader

Pernahkah anda memikirkan mengapa seseorang bisa menjadi milyuner sementara banyak orang lainnya tidak?
Apa sebenarnya yang membedakan antara para milyuner dengan orang-orang kebanyakan?
Dalam posting kali ini, saya akan ungkap perbedaannya dari sisi cara berpikir. Para milyuner memiliki cara berpikir yang lain dari orang kebanyakan.
Saya berikan sebuah contoh terlebih dahulu…
Waktu lebaran, ketupat yang ada di meja makan bagi orang kebanyakan tidak lebih sebagai makanan yang lezat disantap. Sementara di otak seorang milyuner, yang muncul adalah “maukah orang-orang menukarkan uangnya dengan ketupat ini?”
Tidak cukup di sana, rangkaian pertanyaan dari otak milyuner akan berlanjut:
* Bagaimana proses membuatnya?
* Apa saja investasi yang diperlukan?
* Berapa biayanya?
* Berapa lama produk anda itu bisa bertahan?
* Dimana bisa dijual?
* Bagaimana iklim kompetisinya?
* Bisakah dibuat produk tambahannya?
* Berapa biayanya?
* Bagaimana cara memulainya?
* dan seterusnya
Itulah beberapa pertanyaan yang muncul dari kepala para milyuner yang membedakan dengan kepala kebanyakan orang. Pertanyaan-pertanyaan yang langsung menuju sasaran, efektif, dan potensial mendatangkan uang.
Mungkin ada yang ragu apakah anda juga bisa berpikir seperti milyuner. “Saya kan orang biasa saja,” mungkin itu alasan anda.
Namun mari jangan rendahkan diri anda sendiri. Setiap orang dianugerahi pikiran yang luar biasa. Bedanya hanya tidak setiap orang melatih pikirannya seperti para milyuner.
Anda bisa mulai dari sekarang untuk melatih anugerah dari Tuhan ini. Sedikit demi sedikit usaha yang anda lakukan, pasti berdampak dramatis terhadap kehidupan anda selanjutnya.
Mulailah berjanji untuk berlatih cara berpikir para milyuner. Serta jangan lupa tingkatkan selalu kemampuan anda untuk meng-ACTION-kan ide-ide yang anda miliki. Uletlah berusaha seperti kisah seorang Sam dalam blog Pak Joko Santoso. Dalam beberapa waktu ke depan, anda akan tercengang atas perubahan yang terjadi pada anda.
Namun ketika anda mulai menapak jalur kesuksesan itu, anda harus memiliki mental yang kuat. Sebab “angin”-nya makin kencang. Biasanya ada saja orang yang tidak suka dengan keberhasilan seseorang. Karena mereka mungkin menganggap diri mereka lebih pintar dari pada anda, tapi mereka tidak..
(Read More)

Minggu, 09 Januari 2011

KOTBAH MINGGU

KEKUATAN MENGELOLAH (luk 16:10-12)

Allah tidak memberi kita kekayann tetapi kekuatan untuk memperoleh kekuatan,minggu ini belajar tentang kekuatan mengelola dalm luk 16:10 ada 3 kata setia
1.setia mengelolah
2.setia dalam mamon yang tidak jujur
     ciri orang yang di kuasai mamon
          1.tidak hitung-hitungan dalam memberi terlebih mengembalikan milik Tuhan
          2.mengucap syukur ketika memperoleh berkat dan tidak memperoleh

3.setia dalam harta orang lain.
     - setia membayar perpuluhan
     -setia membayar janji iman
     - setia membayar pajak
    - setia mengembalikan milik yang dipinjam
    - setia membayar listrik
    -setia membayar telpon
bagaiman kita mengelola harta yang Allah berikan pada kita
1.Prioritas yang benar
   bedakan kebutuhan dan keinginan
2.mencatat semua keuangan yang ada
3.bebas hutang(jika sudah punya hutang pastikan bayar tepat )
4.tepat janji (jika tidak tepat dalam membayar,pergi kepada yang memberi kredit sebagai bentuk tanggung jawab)

jika kita rindu mengalami terobosan pastikan kita jadi orang yang bertanggung jawab dengan keuangan kita dengan setia mengelola,selamat menikmati terobosan keuangan.GBU.

KEPERCAYAAN MENYINGKIRAKAN KEKUATIRAN

Mazmur 37:5"Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;"
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 10; Matius 10; Kejadian 19-20
Seorang bayi yang sedang lapar akan terus menangis bila belum dikasih makan. Selembut apapun Anda menggendongnya atau memberikan mainan agar bisa diam, itu tidak akan berguna. Ia akan terus menangis sampai ada makanan masuk ke dalam tubuhnya yang mungil dan kenyang. Demikian pula dengan jiwa kita yang tidak dapat dipuaskan selain oleh Allah sendiri. Raja Daud menggambarkan kelaparan umat manusia akan Allah seperti seekor rusa yang merindukan sungai yang mengalir (Mazmur 42:2).
Konflik antara kekuatan tidak dapat berlangsung di dalam satu hati manusia. Ketika keraguan menguasai, iman tidak dapat tinggal. Dimana kebencian memerintah, kasih disingkirkan. Dimana keegoisan berkuasa, di sana kasih tidak dapat berdiam. Ketika kekhawatiran hadir, kepercayaan tidak dapat menetap.
Allah tidak akan berbagi tempat milik-Nya dalam hidup kita dengan apa pun atau siapa pun. Adakah sesuatu yang menyingkirkan Allah dari hati Anda hari ini? Jangan berikan tempat pertama kepada siapa pun juga selain kepada Kristus, dan serahkanlah hidup Anda kepada Tuhan.
Ketika Allah sudah memegang kehidupan kita maka tidak ada alasan untuk kita menjadi takut lagi.

Sabtu, 08 Januari 2011

KESEDERHANAAN

atius 5:3
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 8; Matius 8; Kejadian 15-16

Setiap kita pasti mengenal dengan tokoh yang satu ini - kesederhanaannya telah menyentuh banyak hidup orang, tidak hanya di India tetapi di seluruh dunia ini. Para pemimpin negara di dunia sangat menghormati dirinya bukan karena ia mempunyai posisi yang sangat penting, tetapi apa yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-harinya itulah alasannya.

Mother Teresa adalah seorang wanita dan juga ibu bagi banyak anak di negaranya. Hatinya begitu murni membantu orang-orang yang memerlukan. Ia tidak meminta balas jasa apa pun dari yang telah menerima bantuannya. Ia sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah karena ada yang telah mencontohkannya terlebih dahulu yakni Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus adalah tokoh teladan dari yang ada di dunia ini untuk menggambarkan mengenai kesederhanaan. Dia yang adalah Allah dengan rela turun ke bumi yang penuh dengan dosa. Kehadiran-Nya pun bukanlah dalam suasana yang gegap gempita dan penuh dengan pesta. Kain lampin, palungan dan kandang domba adalah hal pertama yang harus diterima-Nya dengan kata lain kesederhanaan adalah peristiwa pertama yang hendak dicatatkan Allah agar diingat manusia.

Kesederhanaan bukanlah berarti kita harus hidup dalam kemiskinan, tetapi lebih kepada hati yang mau diajar dan menerima setiap firman Allah dengan tulus serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dengan motif yang murni. Ketika hal itu kita jalankan maka percayalah banyak orang yang tidak hanya tergugah dengan apa yang kita perlihatkan, tetapi juga akan diubahkan.

Kesederhanaan adalah prinsip utama dalam Kerajaan Allah.

Kamis, 06 Januari 2011

JANJI ITU MILIK KITA

Matius 28:20b
"Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Bacaan Kitab Setahun: ; Matius 7; Kejadian 13-14

Ketika David Livingstone ke negeri asalnya, Skotlandia, setelah enam belas tahun masa yang sulit sebagai seorang penginjil dan penjelajah di Afrika, banyak orang yang mengenalnya melihatnya dengan keheranannya. Tubuhnya sudah tidak seperti dahulu ketika ia berangkat dari negara tersebut. David terlihat kurus karena dua puluh tujuh kali mengalami demam yang menjalar sampai pembuluh-pembuluh darahnya selama tahun-tahun pelayanannya. Tangan kirinya tergantung tak berdaya di sisi tubuhnya akibat diserang oleh seekor singa.

Saat berbicara kepada para mahasiswa di Glasgow University, ia berkata, "Apakah yang membuat saya bertahan melewati masa-masa sulit dan kesepian di sepanjang hidup saya itu? Jawabannya adalah karena Janji Kristus yang tertulis dalam Matius 28 ayat 20, ‘Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.'"

Janji itu adalah milik kita juga. Apa pun pencobaan yang kita hadapi, Kristus tidak pernah meninggalkan kita. Ia beserta dengan kita di setiap langkah perjalanan! Peganglah janji itu dalam hidup Anda untuk hari ini dan sampai selamanya!

Penyertaan Tuhan di dunia ini menjadi bagian setiap orang-orang yang setia menjalankan firman-Nya.

Rabu, 05 Januari 2011

LENIH DARI SEKEDAR PEKERJAAN

1Korintus 10:31
"Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 5; Matius 5; Kejadian 9-10

Seorang pria asal Inggris, George Herbert dikenal sebagai penyair berbakat pada zamannya. Suatu hari, ia mencoba merenungi kembali atas segala apa yang dikerjakannya selama ini dan mulai bertanya-tanya kepada Tuhan.

Herbert merasa apa yang dilakukannya selama ini belum memenuhi panggilan awal yang ditetapkan oleh Tuhan. Namun, ia sadar bahwa menjadi seorang pendeta yang berdiri di atas mimbar bukanlah hal yang menarik baginya, walaupun Dia menuntunnya ke arah itu. Ia menjadi seorang ragu-ragu.

Setelah memberontak sekian lama, ia menyadari bahwa tunduk kepada ketuhanana Kristus adalah jalan keluar dari perhambaan keegoisan untuk menuju kebebasan sejati dan kepuasan hidup. Ia juga menyadari bahwa melayani Tuhan tidak selalu harus mati sebagai martir, tetapi lebih daripada itu, melayani Tuhan adalah melakukan pekerjaan manusia dengan penuh kerelaan dan penyembahan bagi kemuliaan-Nya.

Menjadi full timer atau tidak seharusnya bukanlah hal yang harus kita pusingkan hari-hari ini. Allah tetap memberkati dan menyertai apa yang Anda lakukan di dalam bidang pekerjaan Anda, apa itu sebagai dokter, humas, tentara, guru, maupun aparat kepolisian. Bahkan yang perlu kita sadari sekarang bahwa bekerja adalah bagi Tuhan. Kolose 3:23 dengan tegas menuliskan, "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia."

Pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Anda hari-hari ini akan sangat lebih berarti bila Anda memfokuskannya bagi kemuliaan nama Tuhan dan penuh dengan sukacita.

Allah adalah atasan dari semua orang Kristen.

Selasa, 04 Januari 2011

SEBERAPA DALAM AKAR TERTANAM

Pada suatu hari seorang tua yang bijaksana berjalan melalui hutan bersama seorang muda yang terkenal tidak bertanggung jawab dan kepala batu. Orang tua itu menghentikan langkahnya, lalu menunjuk sebuah pohon yang masih kecil. "Cabutlah pohon itu," katanya. Segara pemuda itu membungkuk, dan hanya dengan dua jari saja ia dengan mudah dapat mencabut pohon itu.

Setelah berjalan lebih jauh lagi, orang tua itu berhenti di depan sebuah pohon yang agak besar. "Coba cabut pohon ini," katanya. Sekali lagi pemuda itu menuruti perimtahnya, namun kali ini dia menggunakan kedua tangannya dan dengan sekuat tenaga mencabut akar pohon itu.

Akhirnya, mereka berhenti lagi di depan sebuah pohon yang sangat besar. "Sekarang, cabutlah pohon ini!" perintahnya lagi.

"Wah, itu tidak mungkin!" protes pemuda itu.

"Aku tidak dapat mencabut pohon sebesar ini. Untuk memindahkannya diperlukan sebuah buldoser."

"Engkau benar sekali," Jawab orang tua itu.

"Kebiasaan, entah baik ataupun buruk, sama seperti pohon-pohon itu. Kebiasaan yang belum berakar dalam seperti pohon yang masih sangat kecil, dapat dicabut dengan sangat mudah. Kebiasaan yang akarnya mulai mendalam seperti pohon yang sudah agak besar; untuk mencabutnya diperlukan usaha dan tenaga yang kuat. Kebiasaan yang sudah sangat lama telah berakar sangat dalam, sehingga orang itu sendiri tidak bisa lagi mencabutnya. Jagalah dirimu agar kebiasaan yang sedang engkau tanamkan adalah kebiasaan-kebiasaan baik."

Coba ambil waktu dan selidiki hati Anda. Adakah kebiasaan buruk Anda yang masih sangat kecil tertanam di hati Anda? Adakah ‘pohon’ buruk yang sudah agak besar? Yang lebih penting, adakah ‘pohon’ besar yang sudah tertanam begitu lama? Jika ada, carilah penyelesaian masalah atas kebiasaan buruk Anda. Tanya orang lain yang menurut Anda bisa dipercaya dan mampu menyelesaikan masalah. Tidak hanya itu, berdoa kepada Tuhan merupakan obat bagi penyelesaian masalah Anda. Ubah sedikit demi sedikit perilaku yang buruk menjadi baik. Walau sesekali Anda gagal, terus ulangi. Dengan sikap ingin berubah yang total, Anda bisa membuang ‘akar’ jelek tersebut.

Sumber : generasi minyak anggur/lh3